Contoh Wawancara Dengan Anak Putus Sekolah

Contoh Wawancara Dengan Anak Putus Sekolah

Contoh wawancara dengan anak putus sekolah yang penulis angkat Pada kesempatan kali ini adalah tugas TIK untuk yang kedua yang diberikan oleh guru penulis yang ada di kelas 9 di sebuah SMP Negeri di Kota Batam. Tugas tersebut merupakan tugas kelompok yang dikerjakan bersama 2 teman saya. Dua teman saya melakukan wawancara kepada seorang anak kecil yang berprofesi sebagai penjual koran yang telah putus sekolah di tanggal 9 Februari 2010. Anak kecil tersebut berjualan koran di Simpang lampu merah.

Contoh Wawancara Dengan Anak Putus Sekolah

Kondisi tersebut adalah salah satu cerminan untuk kita, di mana kita sangat beruntung masih bisa bersekolah Demi mengejar cita-cita setinggi mungkin yang kita idam-idamkan. Berikut ini adalah contoh dari wawancara dengan anak putus sekolah yang bisa kita jadikan sebagai bahan renungan sehingga kita akan bisa selalu bersyukur apabila kita masih bisa hidup lebih layak dibandingkan dengan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Silakan disimak

Kalau boleh tahu, Nama Adek siapa yang mengenakan baju putih?”

Nama dia Purnama

“lalu, yang laki-laki itu siapa?”

Dia namanya Joni

“umurnya berapa sekarang?”

9 tahun

“kalau yang cowok umurnya berapa?”

7 tahun

“Pernahkah mengenyam pendidikan di sekolah?”

Dulu pernah

“sampai kelas berapakah?”

Kelas 3 saja

“3 SD maksudnya?”

Iya benar

“lalu, yang cowok Apakah pernah sekolah?”

Iya, pernah sekolah

“sekolah Apakah?”

TK

“Taman kanak-kanak maksudnya?”

Iya, benar

“berarti, sekarang ini sudah tidak bersekolah lagi kalian berdua?”

Benar, kami tidak sekolah

“Mengapa kalian. Bersekolah?”

Kami kemarin baru saja pulang kampung

“pantas, Apakah setelah itu sudah tidak sekolah lagi?”

Iya, tidak sekolah lagi

“lalu, apakah berjualan koran ini atas kemauan sendiri atau disuruh orang?”

Ini kemauan sendiri

“atas kemauan sendiri Maksudnya?”

Iya, benar

“tidak ada paksaan dari orang lain atau orang tua?”

Tidak ada

“Ibu masih ada?”

Masih ada

“Apakah ibu tidak bekerja?”

Bekerja, itu yang mengenakan topi berwarna kuning

“oh ini yang cowok juga jualan koran?”

Iya benar

“Apakah kamu disuruh?”

Tidak

“tidak dipaksa oleh orang tua juga?”

Tidak

“untuk orang itu sendiri, biasanya berapa harga jualnya?”

Rp. 2.000

“Rp 2.000?”pernah nggak ada ada yang Jahatin kamu ketika kamu lagi jualan koran?”

Pernah ada

“kamu diapakan?”

Ditendang

“ditendang?”Apakah kamu juga pernah dipukul

Pernah

“Mengapa?”kenapa kamu dipukul?”

Orang itu memiliki sifat jahat

“oh, Apakah Bapak masih bekerja?”

Bapak sudah tiada

“sudah meninggal?”Ternyata Sama ya, ini adiknya ya?”

Benar

“berapa bersaudara?”

9 bersaudara

“9? Kakak yang paling tertua di mana?”

Masih di rumah

“tidak bekerja?”

Masih sekolah

“sekolah SD, SMP atau SMA?”

Masih SMP

“perempuan ya?”

Iya, benar

“untuk sekarang ini, jual koran di siang harinya makan tidak?”

Tidak

“tidak lapar?”

Tentu saja lapar

“merasa lapar?”

Iya, benar

“lalu, apabila kamu mengadu kepada orang tua, misalnya kamu bilang Bu, lapar Apakah dikasih makan?”

Apakah dikasih?”

Iya dikasih

“rata-rata, koran yang kamu jual lakunya berapa?”

Sedikit

“lagu sedikit?”

Iya, benar

“jika Korannya laku sedikit, orang tuamu marah tidak?”

Tidak marah

“pernah tidak kamu dipukul oleh orang tuamu gara-gara kamu tidak mau berjualan koran?”

Tidak pernah

“Tidak Pernah?”

Iya

“apabila hari sedang hujan apakah kamu tetap jualan koran?”

Iya, tetap jualan

“koran nya tidak basah?”

Tentunya bahasa

“Lalu bagaimana?”apakah masih tetap laku?”

Iya, Alhamdulillah masih tetap ada yang beli

“lalu, cara berjualan koran gimana?”Apakah kamu ketok-ketok pintu mobil yang lewat?”

Tidak

“Kalau tidak, Bagaimana caranya?”

Lewat katanya

“ditunjukkan di kaca maksudnya?”

Iya, benar

“Apakah ada orang yang baik di mana dia suka memberikan uang yang lebih untuk membayar Korannya, maksudnya adalah uang kembalinya boleh kamu ambil dan tidak perlu dikembalikan?”

Belum pernah ada

“belum pernah?”adanya orang yang jahat tadi ya?”

Iya, benar

“secara umum, dalam sehari bisa dapat uang berapa?”

Kadangkala Rp. 20.000, kadangkala Rp. 30.000

“lalu, apakah uangnya nanti akan dikasihkan kepada orang tua kamu?”

Iya, benar

“lalu, dari orang tuamu nantinya akan dikasihkan ke siapa?”Apakah tidak digunakan untuk makan

Iya

“biasanya, bekerja menjual koran sampai dengan jam berapa?”

Sekitar jam 14.00

“jam 2 siang maksudnya?”

Iya benar

“lalu, pulangnya ke mana ?”

Ke daerah Tanjung 5

“rumah kamu ada di Tanjung 5?”

Iya benar

“pas pulang, naik apa?”

Naik angkot

“bersama dengan ibu?”

Iya, benar

“ini apa?” Apakah tidak meminta sekolah sama ibu kamu?”

Tidak ada yang mau menerima

“nggak ada yang mau menerima maksudnya?”

Iya, benar

“kamu pingin sekolah?”

Tentunya pingin

“lalu, ibu kamu tidak mau menyekolahkan kamu?”

Sebenarnya mau, namun tidak ada yang Mau menerima

“ini adiknya yang cowok juga?”

Iya benar

“adiknya yang nomor berapa?”

Nomor 4

“Nomor 4?”lalu, yang paling kecil sekarang umur berapa?”

Dia ( sambil menunjukkan ke adiknya yang cowok)

“yang paling kecil Apakah dia?”

Iya, benar

“Apakah kamu tidak capek setiap hari berjualan koran?”

Tentunya capek

“Kalau capek, kenapa tidak istirahat Saja, apakah kamu dipaksa sama orang tua kamu?”

Tidak

“pantas, jadi apa alasannya?”

Atas kemauan sendiri

“atas kemauan sendiri?”kenapa mau berjualan koran, kenapa tidak bermain saja?”

Tidak daripada hanya dirumah saja, mending ikut berjualan koran

“di wilayah Tanjung 5, rumah kamu dekatan dengan wilayah mana?”

Berdekatan dengan DC mall

“berdekatan dengan DC Mall ?”Apakah kamu pernah bermain sama teman-teman kamu yang sebaya?”

Tidak pernah

“Apakah kamu kerja terus?”

Iya benar

“Apakah kalian tidak ingin bermain dengan teman-temanmu?”

Tidak

“apabila suatu saat nanti ada yang menawarkan kalian untuk bersekolah, apakah kalian mau?

Dulu pernah sekolah di mana?”

Pernah sekolah di kampung

“nanti, apabila kalian sudah besar kalian memiliki cita-cita menjadi apa?”

Ingin bersekolah

“kalau kamu?”( sambil menunjuk adiknya yang cowok)?”

Saya ingin jadi guru

“lalu, Adik ini nantinya kalau sudah besar ingin menjadi apa?”polisi atau pilot atau apa?”

Jadi polisi

“ha… Jadi polisi?”

Iya benar

“Kamu bisa baca?”

Tidak bisa

“tidak bisa baca?”

Iya, tidak bisa

“ketika. Dari sekolah dulu, kamu juga belum bisa membaca?”

Sudah

“sudah sedikit?”

Iya, sudah

“Apakah sekarang masih bisa membaca?”

Sudah lupa semuanya

“sudah tidak ingat lagi sama sekali?”

Dia sudah lupa

“Apakah pernah ada yang menawari kamu untuk sekolah?”

Belum pernah ada

“belum pernah?”

Iya, belum

“jualan Koran Apa saja nih?”

Tribun

“tribun saja?”

Iya, Tribun saja

“kamu menerima Korannya pagi-pagi sekali ya?”

Iya benar

“lalu, nantinya koran akan dijual di mana saja di sekitar wilayah apa saja?”

Hanya di sini sama di pelabuhan

“di Pelabuhan sama siapa?”

Di pelabuhan sendirian

“ke pelabuhan jalan atau bagaimana?”

Jalan kaki

“orang tuamu tidak kasihan melihat kamu?”

Tidak

“tidak ada yang mengantar kamu juga?”

Tidak ada

“lalu, kamu mau saja disuruh berjualan di pelabuhan?”

Iya, mau

“nantinya, jika di pelabuhan jualan Korannya tidak habis bagaimana?”Apakah tidak dimarahi?”

Nggak dimarahin

“lalu, pulangnya nanti jalan kaki lagi?”

Iya, jalan kaki

“pulangnya sendirian ke Tanjung 5?”jalan kaki?”

Iya, benar

“tidak naik angkot bareng dengan orang tua kamu?”

Tidak

“Namun apabila ada yang menawari sekolah Apakah kamu mau?”

Iya, mau

“Oh, ya sudah, Makasih atas waktunya ya Dek?”

Iya, sama-sama

Itulah contoh dari wawancara dengan anak putus sekolah yang menyambung hidupnya dengan berjualan koran di perempatan lampu merah dan di pelabuhan. Tentunya,dengan melihat dan membaca serta merenungi contoh wawancara di atas maka bisa ditarik kesimpulan bahwasanya sebagai manusia yang diberikan rezeki lebih lapang haruslah bisa lebih bersyukur dan mau membantu kepada mereka yang masih dalam kondisi kekurangan. Selain itu, contoh wawancara diatas tentunya bisa Digunakan untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran bahasa Indonesia tentang wawancara dengan anak putus sekolah. Terima kasih dan selamat beraktifitas.

Tentang Admin

Penulis merupakan seorang pengajar di SMK sekaligus mendalami segala macam aspek Tes Psikotes. Dengan kemampuan yang dimilikinya, penulis sering diundang pada tes seleksi siswa maupun pegawai dan karyawan baru sebagai seorang Tester pada sesi Tes Psikotes untuk mengetahui kondisi psikotes dari masing-masing peserta tes. Berbekal dari sejumlah pengalaman, menulis ingin mencoba berbagi beragam hal tentang Tes Psikotes lewat artikel pada blog ini.

Check Also

Tips Masuk Kerja Dan Wawancara Untuk Lulusan SMA Dan SMK

Baru Lulus SMK? Ikuti Tips Masuk Kerja Dan Wawancara Untuk Lulusan SMA Dan SMK

Bekerja merupakan sebuah aktivitas yang dikerjakan oleh manusia supaya bisa mendapatkan penghasilan. Bekerja yang dilakukan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *