Home / Wawancara / Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Narasumber Pedagang
Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Narasumber Pedagang

Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Narasumber Pedagang

Pekerjaan mewawancarai bisa dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, termasuk adalah wawancara dengan narasumber pedagang. Guna membantu anda di dalam memahami Bagaimana teknik mewawancarai dengan baik, maka pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk menampilkan Contoh pertanyaan wawancara dengan narasumber pedagang.

Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Narasumber Pedagang

Tentunya, naskah wawancara adalah naskah yang mampu menggambarkan sebuah kegiatan percakapan yang dilaksanakan oleh pihak pewawancara dengan pihak narasumber di dalam agenda khusus. Pelaksanaan wawancara tersebut dikerjakan oleh pihak pewawancara guna mendapatkan data dan informasi mengenai suatu hal yang ada pada narasumber.

Contoh pertanyaan wawancara dengan narasumber pedagang

Baiklah, langsung saja di bawah ini akan saya Tampilkan contoh pertanyaan wawancara dengan narasumber pedagang yang bisa anda manfaatkan sebagai salah satu bahan referensi dan bahan belajar untuk meningkatkan kemampuan pada bidang wawancara.

Pewawancara: Selamat siang Ibu, Bolehkah saya meminta waktunya sebentar untuk mewawancarai ibu?

Pedagang: boleh saja Mas, ada yang bisa saya bantu?

Pewawancara: begini Ibu, saya berasal dari harian Surabaya. Saya memiliki maksud guna mewawancarai Ibu terkait dengan geliat perekonomian para pedagang kecil serta menengah. Apakah boleh saya mewawancarai ibu?

Pedagang: Oh tentu saja boleh Mas bakal. Kebetulan pula, sekarang ini adalah sedang istirahat. Apakah Mas sudah makan siang?

Pewawancara: Oh sudah ibu, Terima kasih banyak. Apabila diperkenankan, Bolehkah saya langsung mewawancarai ibu?

Pedagang: Tentu saja boleh Mas silakan saja

Pewawancara:Kira-kira, Sudah berapa lamakah Ibu berjualan pada kawasan ruko Pasar maju mundur ini?

Pedagang: saya mulai berjualan sekitar tahun 1999. Hal tersebut berarti kurang lebih saya sudah berdagang selama 17 Tahun Lamanya.

Pewawancara: sebelum Ibu berdagang, Apakah ibu pernah bekerja pada profesi yang lain?

Pedagang: belum pernah, saya semenjak kuliah memang memiliki kesukaan berdagang. Tentunya, setelah saya berfikir Kenapa saya tidak meneruskan hobi berdagang tersebut

Pewawancara: wah, ternyata Ibu sudah mulai belajar berdagang pada saat kuliah. Lalu, Mengapa Ibu tidak mencoba untuk bekerja pada perusahaan atau sejenisnya?

Pedagang: sebenarnya, saya tidak memiliki alasan spesial Mengapa saya menentukan pilihan untuk berdagang dibandingkan dengan bekerja. Namun, alasan yang paling masuk akal dari diri saya karena saya merasa cukup senang di dalam menjalani pekerjaan berdagang tersebut

Pewawancara: wah, ternyata ibu memilih profesi untuk berdagang dikarenakan hanya alasan Senang saja ya?

Pedagang: alasan utamanya seperti itu mas. Namun ada juga sejumlah alasan lain yang mampu memantapkan diri saya untuk terus menjalani profesi dagang setelah lulus kuliah.

Pewawancara: Kalau boleh tahu, apa saja alasan itu ibu?

Pedagang: mungkin seperti ini Mas, bagian yang pertama saya merupakan seorang muslim. Sebagai seorang muslim Yang baik, Maka sangat wajar Apabila mengikuti anjuran dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, benar kan seperti itu?

Pewawancara: sangat benar ibu, lalu hubungannya dengan berdagang apa?

Pedagang: tentu sudah sangat jelas Mas, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memiliki profesi yaitu berdagang. Nah Tentunya saya mencontoh pekerjaan beliau saja.

Pewawancara: Ternyata begitu ya Bu? Saya tentu setuju dengan ibu. Apakah ada alasan yang lainnya?

Pedagang: tentu ada Mas, berdagang atau berjualan untuk saya tidak hanya sebatas sebagai profesi guna mencari keuntungan semata. Namun lebih dari itu.

Pewawancara: Contohnya apa Ibu?

Pedagang: jadi seperti ini Mas. Saya mempunyai toko untuk berjualan sembako yang di dalamnya berisi sejumlah barang keperluan pokok. Toko milik saya tersebut memiliki kesibukan yang cukup padat dengan berbagai macam aktivitas mulai dari pagi sampai dengan sore. Bahkan, kadangkala sampai larut malam atau menjelang pagi. Dengan sejumlah kesibukan yang luar biasa seperti itu, Mungkinkah saya melakukannya sendiri?

Narasumber: Tentu saja tidak bisa ibu. Ibu harus merekrut karyawan

Pedagang: sangat tepat. Saya wajib untuk mengangkat karyawan. Secara tidak langsung, maka saya memiliki andil di dalam upaya meminimalisir tingkat pengangguran. Bahkan, apabila kita tarik benang merah, maka saya memiliki andil di dalam menghilangkan kemiskinan dengan cara membuka pekerjaan pada toko saya

Pewawancara: penjelasan Ibu memang sangat benar. Akan tetapi, Bukankah bekerja sebagai pedagang Memiliki hasil yang tidak menentu?

Pedagang: untuk masalah seperti itu, tentu sangat bergantung kepada rezeki. Pastinya, penghasilan dari pedagang tidaklah statis. Apabila sedang dalam kondisi rame, dia bisa memiliki penghasilan yang berkali-kali lipat dari gaji seorang pegawai kantoran. Akan tetapi, bila sedang sepi, ya kita harus sabar saja. Nantinya juga akan kembali ramai.

Pewawancara: apakah yang bisa membuat Ibu menjadi sangat optimis?

Pedagang: menjadi seorang pedagang wajiblah harus memiliki rasa optimis. Apabila tidak,-nya lebih baik tidak bekerja sebagai pedagang.

Pewawancara: Saya cukup memahami penjelasan Ibu barusan. Mungkin kita kembali lagi ke pertanyaan di awal Ibu. Terdapat kan alasan lain Mengapa ibu memilih berdagang dibandingkan dengan bekerja pada profesi yang lainnya?

Pedagang: alasan lain yang Ibu miliki ya itu disebabkan karena saya dapat memiliki keleluasaan guna mengatur waktu. Sesungguhnya, alasan tersebut juga kerap kali dirasakan oleh sejumlah besar Para freelance atau pekerja paruh waktu, pedagang dan seluruh provinsi selain para pekerja kantoran.

Pewawancara: mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Pedagang: jadi begini mas, pekerjaan sebagai pekerja itu haruslah tahan terhadap segala macam tekanan atasan, adanya jadwal kerja yang sangat ketat, serta berkaitan dengan berbagai macam aturan yang telah diberlakukan oleh perusahaan atau instansi di mana Dia bekerja.

Belum lagi, permasalahan yang lainnya seperti gaji yang sudah tidak layak lagi, adanya jam kerja yang bisa di luar batas kewajaran, serta sejumlah permasalahan yang lainnya. Dengan kalimat lain, maka mereka tentu tidak mempunyai kebebasan waktu seperti kebebasan waktu yang dimiliki oleh para pedagang, wirausahawan dan pengusaha yang lainnya. Apabila saya boleh menyampaikan bahwa menjadi pekerja itu wajib rela sebagian hidupnya dijajah oleh profesi yang dia lakoni.

Pewawancara: namun, Bukankah hal tersebut memang menjadi resiko logis yang wajib dijalani oleh setiap pekerja?

Pedagang: Sangat benar sekali, dan secara pribadi, saya tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung berbagai macam beban konsekuensi tersebut. Oleh sebab itulah, saya lebih cenderung memilih untuk berdagang saja.

Pewawancara: Baiklah ibu, ini Mungkin pertanyaan terakhir untuk ibu dari saya. Sampai Kapankah Ibu nantinya akan menggeluti profesi sebagai seorang pedagang?

Pedagang: Insya Allah, saya akan terus bekerja sebagai pedagang sampai dengan akhir hayat. Hal tersebut disebabkan karena berdagang untuk saya bukanlah hanya sekedar usaha guna memperoleh uang, namun jauh dari itu, berdagang merupakan belajar, ibadah serta sarana guna memberikan berbagai macam manfaat untuk orang lain.

Pewawancara: sangat luar biasa. Semoga saja usaha ibu di dalam menjalani profesi pedagang semakin sukses ke arah depan. Baiklah ibu, saya permisi dulu, terima kasih atas waktu yang diberikan.

Pedagang: Aamiin, Terima kasih juga

Sekian pembahasan singkat tentang Contoh pertanyaan wawancara dengan narasumber pedagang yang bisa saya explore pada kesempatan yang baik ini. Mudah-mudahan, tulisan sederhana dan singkat diatas mampu menjadi inspirasi Bagi anda yang sekarang ini sedang mengembangkan diri untuk mempelajari profesi sebagai seorang pewawancara atau wartawan. Terima kasih dan salam sukses untuk anda.

Tentang Admin

Penulis merupakan seorang pengajar di SMK sekaligus mendalami segala macam aspek Tes Psikotes. Dengan kemampuan yang dimilikinya, penulis sering diundang pada tes seleksi siswa maupun pegawai dan karyawan baru sebagai seorang Tester pada sesi Tes Psikotes untuk mengetahui kondisi psikotes dari masing-masing peserta tes. Berbekal dari sejumlah pengalaman, menulis ingin mencoba berbagi beragam hal tentang Tes Psikotes lewat artikel pada blog ini.

Check Also

Pertanyaan Yang Sulit Dijawab Ketika Wawancara Kerja

Beberapa Pertanyaan Yang Sulit Dijawab Ketika Wawancara Kerja

Untuk Anda yang baru saja menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, pelaksanaan wawancara atau interview adalah ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *