Apakah anda bercita-cita menjadi seorang wartawan? Apabila iya, maka layak untuk mencari contoh-contoh wawancara yang bisa anda gunakan sebagai salah satu media belajar sehingga anda akan memahami lebih jauh bagaimana teknik mewawancarai yang baik. Dengan mempelajari sejumlah contoh-contoh wawancara yang sekarang ini banyak beredar di internet, maka nantinya anda akan lebih familiar dengan teknik bertanya sekaligus teknik menjawab yang baik.
Contoh-contoh wawancara
Baiklah, tanpa perlu panjang lebar lagi sebagai pengantar, dibawah ini akan saya tampilkan contoh wawancara yang terjadi antara penjual kue dengan empat orang siswa. Silakan disimak wawancara di bawah ini.
Siswa: mohon maaf bang maaf maaf mengganggu waktunya, bolehkah saya meminta waktunya sebentar untuk mewawancarai abang?
Penjual: tentu saja boleh neng, adakah yang bisa saya bantu?
Siswa: seperti ini bang bapa kami memperoleh tugas dari sekolah, khususnya adalah dari guru mata pelajaran kewirausahaan guna mewawancarai abang sebagai pedagang. Bersediakah abang untuk diwawancarai oleh kami?
Penjual: tentu saja bersedia neng, silahkan saja.
Siswa: mulai kapan abang merintis usaha berjualan kue?
Penjual: abang mulai berjualan kue tahun 2005
Siswa: ketika abang mulai berjualan, apakah abang langsung menetap atau berkeliling terlebih dahulu?
Penjual: pertama kali abang berdagang, abang berkeliling terlebih dahulu. Rata-rata, abang berdagang berkeliling ke sekolah sekolah.
Siswa: mengapa abang memilih untuk berjualan kue, apa saja alasannya?
Penjual: adapun alasan apa menjual kue disebabkan karena kemampuan abang hanyalah sebatas itu.
Siswa: berapa besar modal pertama yang harus abang keluarkan untuk berjualan kue?
Penjual: di saat pertama kali, abang harus mengeluarkan modal sekitar rp. 40.000. Uang tersebut digunakan untuk membeli bahan seberat 3 kg adonan kue.
Siswa: untuk membuat kue, apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan?
Penjual: bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kue yaitu tepung terigu, soda kue, garam, dan telor.
Siswa: abang berjualan mulai dari jam berapa sampai dengan jam berapa dalam sehari?
Penjual: abang mulai berjualan dari pukul 09.00 pagi sampai dengan pukul 17.00
Siswa: dahulu, pas pertama abang berjualan, abang sudah memakai gerobak atau dipikul terlebih dahulu?
Penjual: pertama kali abang berjualan, abang masih menggunakan pikul. Lamanya kurang lebih sekitar 1 tahun. Kemudian, karena abang sudah tidak kuat lagi jika setiap hari memikul dagangan, maka abang memilih untuk memakai gerobak.
Siswa: apakah setelah menggunakan gerobak, dagangan gue akan bertambah banyak atau tidak?
Penjual: tegangan abang jadi bertambah banyak, jadi tambah otak-otak dan cimol
Siswa: setelah dagangan abang tambah bervariasi, berapakah modal yang harus abang keluarkan setiap hari?
Penjual: modal yang abang keluarkan kurang lebih rp. 130.000 neng
Siswa: dengan besaran modal rp. 130.000, setiap bahan dapat abang buat menjadi berapa kg?
Penjual: cimol sebanyak 2 kg, kue sebanyak 3 kg, minyak goreng satu setengah kilogram, serta otak-otak 10 bungkus.
Siswa: penghasilan abang rata-rata setiap hari berapa?
Penjual: penghasilan abang setiap hari berkisar rp. 200.000. Dari penghasilan itu, keuntungan bersih yang didapat kurang lebih rp. 70.000.
Siswa: jika adonan tidak habis terjual dalam sehari, adonan tersebut diolah lagi atau dibuang?
Penjual: apabila masih dalam kondisi bagus, maka akan disimpan dalam kulkas. Namun, apabila adonan sudah melembung maka akan dibuang.
Siswa: pada penggunaan minyak goreng, dalam pemakaiannya abang memakai berapa kali?
Penjual: saya menggunakan minyak goreng 3 kali. Setelah itu, saya akan menggantinya dengan minyak goreng yang baru
Siswa: usaha abang selama ini apakah dijalankan sendiri atau apakah abang juga membuka usaha di rumah?
Penjual: abang hanya menjalankan usaha ini sendiri
Siswa: oh seperti itu ya bang, mungkin cukup sekian dulu wawancara dari kami mengenai usaha kue yang abang geluti sekarang ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas waktu yang sudah abang berikan. Semoga, usaha dagang abang akan selalu lancar dan tambah maju
Penjual: iya sama-sama neng terima kasih juga
Sekian contoh-contoh wawancara yang bisa saya ke mas pada posting di kesempatan kali ini. Mudah-mudahan contoh wawancara di atas bisa anda jadikan sebagai inspirasi dan bahan belajar bagi anda yang sedang berusaha untuk menekuni bidang wawancara. Selamat beraktifitas dan salam sukses untuk anda.