Pertanyaan interview psikolog merupakan salah satu kelanjutan postingan pada blog ini yang membahas tentang tes psikologis. Tentunya, pada kesempatan kali ini saya akan membagikan pengalaman pada saat saya menjalani tes sesi ke-2 dan sesi ke-3, yakni psikotes dan juga interview psikolog.
Pertanyaan interview psikolog
Adapun pengalaman mengenai interview psikolog yang akan saya bagikan saya akan coba uraikan dalam bentuk cerita. Tujuannya supaya anda benar-benar memahami urutan-urutan dari pelaksanaan interview psikolog sehingga pada akhirnya anda benar-benar memperoleh gambaran umum dari pelaksanaan wawancara kerja psikolog tersebut. Mari kita mulai, silakan disimak.
Saya datang ke tempat interview psikolog sekitar pukul 07.30, waktu yang cukup tepat. Saya memiliki pikiran bahwasanya ketika saya datang di pukul 07.30, saya sudah terlambat. Setelah sampai ke dalam ruangan yang sudah disiapkan untuk pelaksanaan tes interview, saya mulai mengurus nomor tes. Tes wawancara atau interview psikolog dimulai pada pukul 08.30.
Apabila boleh memberikan saran, alangkah baiknya jika anda bisa datang lebih pagi sebab bisa memilih bangku di sebelah paling depan. Apakah keuntungannya? Ketika terdapat es yang membutuhkan tulisan atau gambar yang berada di depan, maka peserta yang ada pada baris bangku paling depan lebih untung sebab pandangannya akan jauh lebih jelas.
Pelaksanaan tes pun dimulai, tentunya saya tidak akan perlu menjelaskan secara detail bahan yang diujikan karena menurut saya sedikit kurang etis. Tentunya anda bisa mencari informasi sendiri di google. Tes psikotes yang saya jalani mirip sekali dengan kegiatan psikotes yang lainnya, misalnya adalah logika penalaran, logika aritmatika, deret gambar, verbal test, dan juga hafalan.
Adapun persiapan yang dilakukan sebelum tes psikotes ini yakni alangkah baiknya masing-masing peserta sarapan dulu di rumah dengan cukup serta istirahat yang cukup pula di malam hari sebelumnya. Jangan lupa pula untuk menenangkan pikiran dan hati-hati serta usahakan untuk selalu fokus di dalam mengerjakan tes psikotes tanpa terganggu konsentrasinya oleh hal yang lain. Karena di dalam ruangan tes cukup dingin, maka alangkah baiknya apabila anda ke belakang terlebih dahulu sebelum tes dimulai. Menahan kencing tentu akan sangat mengganggu konsentrasi anda. Kerjakan seluruh soal dengan cukup tenang dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Janganlah terburu-buru untuk menyelesaikan tes tersebut.
Setelah pelaksanaan tes tersebut selesai, kemudian peserta akan disuruh untuk menghitung deret angka yang jumlahnya sangat banyak dan sudah tersusun secara vertikal pada kertas ukuran koran. Pada kertas tersebut, masing-masing peserta disuruh untuk menjumlahkan dua buah angka yang disusun secara berjajaran vertikal serta menuliskan hasilnya di bagian sampingnya. Begitu juga seterusnya sampai dengan penjumlahan tersebut selesai. Apabila 1 lembar sudah diselesaikan, peserta bisa meminta kembali lembaran yang baru dan terus-menerus diisinya.
Saya sarankan untuk minum air yang cukup, sebab walaupun pekerjaannya hanya sekedar menjumlahkan, masing-masing peserta akan bertarung dengan waktu yang disediakan dan juga aktivitas tersebut sangatlah menguras tenaga. Usahakan untuk selalu membuat badan tetap rileks dan jangan terlalu stress di dalam melihat angka yang jumlahnya sangat banyak tersebut. Usahakan untuk mengerjakan dengan pasti dan cepat. Proses tes ini akan mengukur seberapa jauh kemampuan masing-masing peserta di dalam melakukan perhitungan angka serta ketahanannya di dalam menghitung.
Bagian berikutnya, masing-masing peserta tes akan dipersilakan untuk istirahat di siang hari serta mengambil jatah makanan siang yang telah disiapkan oleh pihak panitia, sambil menunggu nama yang lolos di tahap seleksi berikutnya. Bagaimanapun juga, masing-masing peserta ada kewajiban untuk memaksimalkan kemampuan yang telah dimilikinya. Tidak hanya bertujuan untuk bisa lolos pada tahapan berikutnya, namun juga sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk lolos pada tahapan dinamika kelompok yang berikutnya.
Secara kebetulan, saya masuk ke dalam peserta yang kurang maksimal pada saat mengikuti psikotes, sebab saya sudah merasa lelah bekerja pada hari yang sebelumnya. Singkat kata, sejumlah persiapan menjelang pelaksanaan tes psikotes tersebut tanpa saya persiapkan sedikitpun.
Namun, untungnya, pelaksanaan tes psikotes tersebut sudah pernah saya ikuti di sesi ujian saringan pada saat masuk kuliah di itb pada tahun 2007. Secara kebetulan, jenis tesnya sangat mirip, sehingga saya cukup diuntungkan. Setelah sekitar 1 jam saya istirahat siang, hasil dari pelaksanaan psikotes ditempel pada salah satu bagian ruangan dan nama saya termasuk peserta yang lolos psikotes. Padahal sebelumnya saya memiliki perkiraan bahwa yang akan lolos hanyalah separuh dari peserta tes yang sebelumnya.
Saya kembali masuk ke dalam ruangan yang sama pada pelaksanaan tes yang sebelumnya, namun dengan jenis teks yang berbeda. Tes yang berikutnya adalah dengan menjalani psikotes epps. Tentu, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah ketika kita mengerjakan tes epps. Masing-masing peserta hanyalah disuruh untuk menjawab soal yang berdasarkan pendapat peserta lebih mencerminkan mengenai dirinya sendiri. Tes epps alangkah baiknya dibaca hanya satu kali saja, tentunya bertujuan untuk mengurangi subjektivitas dan makna bias. Disamping itu, tes epps juga terdiri dari cukup banyak pertanyaan, sehingga apabila dibaca berulang kali nanti ditakutkan akan menghabiskan waktu yang telah disediakan.
Berikutnya, setelah pelaksanaan tes epps selesai, kami disuruh untuk menggambar manusia secara lengkap dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki serta juga melengkapinya dengan profil gambar tersebut, contohnya adalah berapa usianya, siapa dia, apa yang dipikirkannya, sedang apa, apakah pekerjaannya dan lain sebagainya.
Tahapan berikutnya, kami disuruh untuk menggambar pada wartegg test. Apabila anda tidak memahami apa itu wartegg test, maka silakan cari informasinya di google. Sangat disarankan untuk selalu mengembangkan imajinasi anda supaya model garis yang ada pada warteg tes tersebut bisa dilanjutkan dengan cukup baik. Imajinasi apapun yang ada pada diri anda bisa anda tuangkan dan anda gambar pada kertas tes tersebut.
Bagian berikutnya adalah masing-masing peserta akan diberikan lembaran biodata yang nantinya akan diisi oleh setiap peserta. Masing-masing kolom tersebut nantinya dapat berisi detil data dan informasi peserta yang akan ditanyakan pada saat interview psikolog. Kemudian, pelaksanaan interview psikolog dilaksanakan pada sesi akhir tes. Masing-masing peserta dipanggil kembali satu demi satu untuk diwawancarai, isinya sekitar biodata yang sudah dituliskan pada lembar yang dibagikan sebelumnya. Tentunya, tidak ada jawaban salah dan tidak ada jawaban benar pada teks tersebut, silakan menjadi diri pribadi anda sendiri serta ceritakanlah mengenai diri masing-masing dengan cukup menarik dan juga cukup antusias.
Setelah selesai dan berpamitan peserta dapat memohon izin untuk pulang terlebih dahulu tanpa harus menunggu semua peserta selesai mengikuti wawancara kerja atau interview. Kemudian, peserta tentu tinggal menunggu adanya konfirmasi berikutnya apakah lolos atau tidak pada tahapan selanjutnya. Demikianlah ulasan tentang pertanyaan interview psikolog yang kadangkala menjadi momok cukup menakutkan bagi para pelamar kerja yang belum terbiasa di dalam mengikuti seleksi penerimaan karyawan baru pada sebuah perusahaan. Mudah-mudahan berguna dan bermanfaat untuk anda sekalian.